Pemikiran Bangsa Yunani serta Pengaruhnya pada Pendidikan Abad ini !
FILSAFAT YUNANI DAN
PENDIDIKAN DEWASA INI
Bangsa Yunani adalah bangsa yang memiliki pengaruh
helenitis terbesar di dunia zamannya. Bahkan bangsa Romawi mengadopsi dan
melanjutkan penyebaraan kebudayaan Yunani menurut versi mereka. Bangsa Yunani
kuno sangat menghargai pembelajaraan, kebudayaan, keindahan. Barang kali yang
paling diingat dari bangsa Yunani, adalah para ahli filsafatnya. Secara
harafiah, kata filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. ( Knight, 2009, hal.
10 ). Plato dengan Idealismenya ( 427 -347 SM ), dan Aristoteles ( 384 – 322 SM
) dengan Realismenya, merupakan para ahli filsafat yang sudah menyumbang banyak.
Idealisme adalah salah satu pandangan filosofis yang
telah berpengaruh besar pada pendidikan sepanjang zaman. Idelisme pada intinya
merupakan penekanaan pada relitas ide - ide, pemikiran, atau kepribadiaan,
daripada penekanaan kepada objek dan pengaruh material. ( Knight, 2009, hal. 55
). Dalam konteks ini sebuah sekolah idealis memandang siswa sebagai
kepribadiaan Absolut. Secara ,motivasional seorang siswa idealis, dikarakterkan
dengan kemauaan untuk menuju kesempurnaan, dia berjuang demi kesempurnaannya,
karena manusia ideal adalah sempurna. Guru memilki posisi krusial sebagai
contoh hidup dan melayani para siswa, dan sekolah bertugas melestarikan warisan
dan mengajarkan ilmu pengetahuaan. ( Knight, 2009, hal. 61 – 63 ).
Realisme adalah reaksi melawan keabstrakaan dan
kedunialainaan dari idealisme. Titik awal dasar bagi realisme adalah obyek
dalam perasaan kita secara independen. (Knight, 2009, hal. 63 ). Dalam konteks
ini sebuah sekolah memandang siswa
sebagai subyek bagi hukum alam, dan sebagai akibatnya tidak bebas dalam
memilih. Dalam hal ini murid diperkuat, didisiplinkan, dibentuk sampai mereka
membuat respons yang di harapkan. Guru berperan sebagai pemberi informasi
akurat mengenai realitas kepada para siswa dengan cepat dan paling
efisien. Sekolah realis berfokus pada
pelestarian warisan . Sekolah memberi penekanaan pada fakta – fakta yang telah
terbukti dan terstruktur. ( Knight, 2009, hal. 67 – 69 ).
Sekolah kristen menanggapi hal ini dengan cara mengadopsi kedua filsafat
tersebut tapi tidak menelannya mentah – mentah saja, melainkan menyaringnya dan
mengambil sisi positifnya supaya sesuai dengan keinginan Tuhan. Sekolah Kristen
yang mengadopsi sedikit dari pandangan idealis, haruslah memandang guru sebagai
contoh hidup dalam hal ini adalah teladan kasih yang kristiani dan buah roh.
Siswa mengkhotbahkan apa yang teladan mereka khotbahkan, dan juga bertindak. (
VanBrummulen, 2006, hal. 93 ). Sedangkan untuk siswa sendiri bagaimana kita
memandang mereka sebagai suatu ciptaan yang sempurna yang seturut gambar dan
rupa Allah ( kejadian1 :26
), mereka di beri talenta masing –
masing dan selanjutnya, bagaimana cara kita membantu mereka memahami keinginan
Tuhan dalam hidup mereka lewat talenta itu.
Sekolah Kristen yang mengadopsi sedikit dari
pandangan realis, haruslah memandang guru sebagai pemberi informasi, tapi
bukanlah pribadi guru yang lebih ditekankan, melainkan sumber pengetahuaan yang
adalah Tuhan sendiri ( Ams 1 : 7 ). Siswa haruslah didisiplinkan, dibentuk, dan
setelahnya respons apapun nantinya harus menjadi refleksi kita kedepan sebagai
guru. Tidak semua anak adalah baik dari awalnya, butuh guru yang membantu siswa
menjadi mampu dalam berpikir dengan tajam, bertanggung jawab, dan menjadi siswa
yang tanggap. ( Van Brummelen, 2008, hal 9 ). Apapun pemikiran – pemikiran yang
ada Tuhan adalah sumber dari segalanya yang menjadi patokam kita kedepan
sebagai seorang Guru Kristen yang sejati. “ Aku mengajarkan jalan hikmat
kepadamu, aku memimpin engkau engkau di jalan yang lurus ” (Ams 4 : 11)
DAFTAR PUSTAKA
Knight, G. (2009). Filsafat dan
Pendidikan. Tanggerang :Universitas Pelita Harapan.
Van Brummelen, H. (2008). Batu Loncatan Kurikulum.
Tanggerang :Universitas Pelita Harapan.
Van Brummelen, H. (2006). Berjalan Dengan Tuhan di dalam Kelas.Tanggerang
:Universitas Pelita Harapan.


Komentar