Sebuah refleksi tentang proses pembelajaran dalam kehidupan dan kebaikan Kristus bagiku. Kemuliaan untuk Tuhan kita Yesus Kristus, selamanya.
PPL di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta- XII IPS 3 (Filipi 1:3) |
Terlihat beberapa
orang berada pada sebuah ruangan, berdinding putih dan sempit. Mereka sedang
duduk dengan bersantai, bercengkrama, dan menatap satu dengan yang lainnya. Mereka
sedang menunggu instruksi challenge
dari sang sutradara game show. Tiba-tiba,
mereka mendengar bunyi sirine dan ada suara yang memberi instruksi dari luar
ruangan bahwa oksigen akan ditarik untuk sementara waktu. Dengan harapan, mereka
mampu bertahan beberapa menit, oksigen akan disuntikan lagi ke dalam ruangan.Ini
merupakan challenge yang pertama. Setelah
suara itu mengilang, tanpa berpikir panjang mereka berteriak histeris dan
memandang kesetiap sudut ruangan untuk mencari celah kecil.Mereka mempergunakan
alat yang ada untuk memukul dinding tembok agar mungkin runtuh. Mereka juga
menjamah satu persatu dasar lantai untuk melihat celah agar mungkin dapat
digalih. Hanya saja waktu terus berjalan dan mereka perlahan- lahan melambat,
mereka semakin lemas fisik maupun
mental. Mereka takut akan kematian yang akan datang karena kehabisan oksigen.
Tiba-tiba sirine
berbunyi dan mengagetkan mereka dan ada suara yang kembali berkata: "Saya memberikan anda waktu
beberapa menit dan meminta anda bertahan.Tetapi kalian sungguh gegabah dengan
membuang banyak energi yang artinya sama dengan oksigen dari yang seharusnya. Tim medis sudah menyatakan bahwa
anda mampu bertahan persekian menit, tetapi semuanya tidak sesuai ekspetasi
karena ketidaktaatan dengan instruksi.Saya tidak pernah mengatakan bahwa anda
tidak akan lagi mendapatkan oksigen, melainkan meminta kesabaran untuk menunggu
beberapa saat".
Setalah dikeluarkan dari ruangan
berdinding putih itu maka mereka pun menyesal karena tidak berhak membawa pulang
hadiah yang telah diperuntukan untuk pemenang.
Ilustrasi ini berada
dalam pemikiran saya ketika kekhwatiran menyelimuti diri ini. Beberapa waktu
belakangan ini mendekati hari wisuda, pop
up setiap masalah. Khawatir dengan kebutuhan yang harus tercukupi,
kemampuan otak untuk membuat skripsi serta masa sidang dan hari kejadian wisuda
itu sendiri. Beberapa menit yang lalu saya hampir mengambil keputusan seperti
beberapa talent dalam game show tersebut. Saya ingin mencari
celah kecil sekalipun untuk jawaban yang pasti.
Bersyukur, roh kudus menyatakan
kepada saya bahwa langkah selanjutnya yang akan diri ini ambil tidak akan
memberkati siapapun. Sebab, tidak akan memberkati lingkungan, diri sendiri dan
berdampak negatif.
Kenyatanya, menjadi
seorang manusia tidak akan luput dari kekhwatiran itu sendiri, merupakan bentuk
rasa ingin memiliki tanpa bergantung pada sumber itu sendiri. Kalau dilihat
dari ilustrasi tadi, apabila para talent
tetap tenang dan melakukan aktivitasnya seperti biasa maka oksigen jelas akan
disuntikan lagi. Intinya adalah, pemikiran manusia itu sendiri. Pemikiran
bahwa, saya dapat berlaku, berhasil, ternama dan kaya sudah tercetus sejak Adam
dan Hawa yang berada di taman eden.
Manusia berpikir untuk memikirkan
diri sendiri, mementingkan kepentingannya, dan ingin mencukupi dirinya tetapi menyingkirkan
sumber dan menjadi seperti Allah. Pertanyaannya: Apakah para talent itu mampu menjadi sutrada game show tersebut? Tidak bisa bukan! Sebuah
kalimat bijak yang selalu terngiang dalam perjalanan kehidupan saya adalah kata-kata
dari hambaNya: Jangkarkanlah pengharapanmu kepada Sang Sumber itu sendiri. Pertanyannya: Jadi, apakah orang percaya tidak boleh khawatir? Jawabnnya : Boleh saja,
asalkan kita paham betul bahwa kekhwatiran itu tidak berujung pada pencarian
dengan kekuatan diri sendiri. Melainkan, bergantung terhadap Pribadi yang
sanggup membuka jalan. Ia, sendiri mengatakan bahwa diriNya adalah Jalan
kebenaran dan hidup. Tuhan Yesus ingin mengatakan kepada kita bahwa tanpa
diriNya tidak ada jawaban yang menyegarkan jiwa ini.
Masalah akan selalu
ada, tetapi apabila kita mencari kelegaan pada hal yang lain. Maka semuanya sia-sia adanya, kita akan tetap
merasa kosong dan perlu diisi. Dialah sumber segala sesuatunya, bergantunglah
di tempat yang tepat. Maka berada di bawah kuat tanganNya akan kita ditinggikan
pada waktuNya. Tuhan Yesus memberkati!
Komentar