Cipt : Whitney Mega Priskila
Bersiap dengan gaun indah menawan
Hanya saja tidak bertabur berlian
Ketukan pada keramik lantai dansa
Berirama indah diiringi gesekan
biola
Wanita menatap dan mengagumi
Diskusi di hati tentang lumrahnya
malam
Ia paham betul keyakinan itu
Bahwa dansalah yang bangkitkan
gelora hati
Pria yang terlihat sombong berdiri
tegap
Mengarah pada pandangan pertama
Memuji betapa indah dirinya disana
Hanya saja harga diri tak bisa
bertoleransi
Sang khalik sudah mengatur semuanya
Tergambar sudah rangkaian kisah
cinta
Wanita berpendapat tapi disanggah jua
Apa boleh dikata pria kagum tak
terkira
Berapa kali kesederhanan wanitanya
terbawa rindu
Berapa kali dinginnya pria terbawa
harap
Bulan menjadi dua karena khayalan
asmara
Jantung berdegup karena bertarung
dengan akal
Hujan belum berhenti berdesis
Langit tidak lagi bersinar
cemeralang
Tapi dalam diam sang surya
mengintip
Melihat pria-wanita sedang berbaur
mesra
Semua bukan tentang rasa lagi, oh kasih
Akal sehat meminta bagiannya lagi
Cinta belum tentu diterka mati
Menunggu bertengger sudah permata
hati
Pujaan hati lama mendekat jua
Sering berlari namun ingat tuk
kembali
Semua ini tentang maksud hati pria
Berlutut gagah mendebarkan hati
wanita
Mereka cemerlang mengalahkan
mentari
Tercium bau cemburu dari bunga dandelion
Menatap dua sejoli seperti halnya
bunga mekar
Burung permata hinggap di jari
manis sang wanita
Restu pria tua akhirnya diberikan
Di dapur ibu paruh baya menangis
kencang
Mengenang masa kecil wanita muda
keras kepala
Kini siap naik kereta ke rumah
seberang jalan
Komentar